Thursday

Sopir Bus Jadi Tersangka Kecelakaan Bus Cendrawasih

BIREUEN – M Harun (30), sopir bus Cendrawasih BL 7306 ZA yang bertabrakan dengan truk tronton dan dumptruck di jalan Banda Aceh-Medan kawasan Alue Chueng, Kecamatan Plimbang, Bireuen, Minggu (5/4) siang ditetapkan sebagai tersangka dalam kasus itu. Warga Jaromah Baroh, Kutablang, Bireuen itu sampai sekarang masih dirawat diRSUD dr Fauziah Bireuen karena mengalami luka berat.

Dalam kejadian tersebut, enam orang meninggal dunia, 27 orang luka berat, dan dua orang luka ringan. Kapolres Bireuen, AKBP M Ali Kadhafi SIK melalui Kasat l,antas AKP Thomas Nurwanto SE kepada Aceh-gayo.blogspot.com. Selasa (7/4) M Harun dijadikan tersangka berdasarkan hasil pemeriksaan terhadap saksi, sopir truk, penumpang, dan keterangan lain. "Penyidik belum memintai keterangan sopir itu karena ia masih dirawat di rumah sakit. Tapi, semuanya akan dipastikan setelah kami memeriksa beberapa saksi lain termasuk sopir tersebut," kata Kasat Lantas.

Informasi awal yang diperoleh dari berbagai pihaknya, M Harun diduga tak bisa melihat jalan karena ditutupi kabut asap dari pembakaran jerami. Karena itu, ia menggeser laju bus itu masuk ke sebelah kanan jalan. Bersamaan dengan itu meluncur buk tronton BK 8016 KC yang bermuatan kopi dari arah berlawanan yang disopiri Mahdi (55), warga Ajun Banda Aceh.

Sehingga tabrakan tidak dapat terelakkan. IG sat lantas menambahkan, penyidik dalam menyelidiki penyebab kecelakaan itu sudah memintai keterangan sejumlah saksi, menurut laonologis kejadian, dan melihat kondisi mobil apakah masih laik jalan atau tidak. "Hasil pemeriksaan sementara diperoleh kesimpulan bus itu tidak laik jalan karena sudah lama dipakai dan kurang perawatan.

Dampaknya, saat tabrakan bus hancur total. Beberapa alat penting pada bus itu sudah kurang baik, sehingga begitu terjadi tabrakan bus hancur;" ujarnya. Tim penyidik juga sudah memintai keterangan sopir truk tronton dan damtruk. Dengan kejadian itu, Kapolres Bireuen kembali mengingatkan sopir, pengendara roda dua, dan pejalan kaki agar lebih hati-hati dan tidak ugal-ugalan di jalan raya.

"Kami hampir setiap hari memberi berbagai penyuluhan dan sosialisasi tentang pentingnya keselamatan di jalan. Masyarakat juga memikirkan dampak dari suatu perbuatan terhadap orang lain seperti membakar jerami di pinggir jalan karena itu akan membahayakan orang lain, " ujarnya.

No comments:

Post a Comment