MEDAN - Gubernur
Aceh, Zaini Abdullah, mengajak Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia,
Robert Blake, berkunjung ke Gunung Leuser agar bisa melihat langsung kekayaan alam
Aceh. Ia menegaskan Pemprov Aceh konsisten melestarikan keseimbangan alam untuk
kelestarian lingkungan. Ajakan itu disampaikan Gubernur Zaini ketika bertemu Robert
di Pusat Kebudayaan Kedubes AS di Jakarta, Kamis (12/2) malam.
Acara ini sendiri
terkoneksi via internet ke kediaman Konsul AS di Medan, sehingga pegiat atau aktivis
lingkungan di Medan bisa berkomunikasi langsung dengan Robert maupun pemateri
lainnya. Acara bertajuk 'More than Trees: Leuser Ecosystem' itu sengaja diadakan
untuk membahas kondisi Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) yang merupakan salah
satu aset terbesar Indonesia. Ada kekhawatiran koleksi satwa liar yang sudah
langka akan semakin terancam karena aktivitas manusia yang sudah merambah masuk
semakin dalam.
Zalni yang hadir
bersama Wali Kota Banda Aceh, Illiza Sa'aduddin Djamal, sempat memberikan
pemaparan singkat mengenai kebijakan pemerintahannya untuk mengantisipasi kekhawatiran
itu. Menurutnya sudah ada aturan hukum yang jelas bagi perambah hutan, maupun pemburu
hewan langka. "Kalau ada kesempatan, saya ingin ajak Pak Dubes ke Leuser,"
kata Zaini. Ajakan ini pun disamput positif oleh Robert.
Ia menilai penanganan
Leuser bukan perkara enteng, mengingat ada sekira empat juta orang yang menggantungkan
hidupnya di seputaran Leuser. Keberadaan manusia itu akan bersinggungan langsung
dengan keanekaragaman hayati dan warisan dari daerah itu.
"Amerika juga
secara aktif mendukung konservasi di Aceh Selatan melalui program USAID Leuser.
Harapannya, pada malam ini kita menghasilkan gagasan tentang bagaimana dapat
memajukan tujuan ganda," kata Robert. Tujuan ganda itu menurutnya melindungi
hutan sekaligus keanekaragaman hayati yang ada saat ini.
Tentunya kata dia
ada sebuah program yang bisa meningkatkan manfaat ekonomi bagi komunitas warga di
silu. Dipaparkan, saat ini beberapa satwa langka, seperti orangutan, badak sumatera,
gajah sumatera, dan harimau sumatera masih menjadi penghuni TNGL. Hal inilah yang
menurut Jamal Gawi.
Ketua Leuser International
Foundation (LIF) membuat TNGL menarik perhatian dunia. Ia berpendapat, tujuan ganda
yang dimaksud Robert bisa terealisasi dengan menjalin kerja sama komprehensif antara
Indonesia dan AS. "Harus melibatkan negara. Karena masalah lingkungan ini merupakan
salah satu isu prioritas dalam gugus tugas kela Amerika Serikat," kata Jamal.
No comments:
Post a Comment