LHOKSEUMAWE -
Pemuka agama non-Islam di Lhokseumawe diminta membuat pernyataan bahwa mereka tak
terlibat dan tak mendukung pengiriman buku dan compact disc (CD) yang berisikan
pesan-pesan kristenisasi ke kota itu. Hal tersebut sesuai dengan hasil
pertemuan Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) dan Badan Kesbangpol Lhokseumawe dengan
tokoh agama non-Islam dan sejumlah pihak terkait di Lhokseumawe awal Februari 2015.
"Isi surat pernyataan
yang kita minta tersebut sesuai pengakuan mereka dalam pertemuan itu,"
ujar Kepala Kesbangpol dan Linmas Lhokseurnawe, Drs Taufan, kemarin. Namun,
menurutnya, pemuka agama non-Islam yang hadir dalam cara tersebut hingga kini belum
juga menyerahkan surat pernyataan itu.
Beberapa hari
lalu, tambah Taufan, pihaknya sudah menghubungi para pemuka agama non-Islam untuk
menanyakan kembali masalah tersebut. "Mereka berbagi dalam dua hari ke depan
akan menyerahkan surat pernyataan itu kepada kami," ulasnya.
Ketua MPU Lhokseumawe,
Tgk Asnawi Abdullah menjelaskan, dalam pertemuan itu pihaknya memaparkan, misi pengiriman
paket berisikan buku dan CD kristenisasi itu bukan hanya urrtuk pendangkalan
akidah, tapi juga sebagai bentuk provokasi kepada umat Islam hingga bisa mengacaukan
kerukunan umat beragama yang kini sudah berjalalan dengan baik di Lhokseumawe.
Karena itu ia meminta
pemuka agama non-Islam untuk segera membuat surat pernyataan tersebut. Seperti diberitakan
sebelumnya, sejak pertengahan Desember 2014 sampai akhir Januari 2015, MPU Lhokseumawe
menerima lima buku dan tiga CD kristenisasi dari warga. Buku tersebut dikirim via
Kantor pos.
No comments:
Post a Comment