BANDA ACEH – Potensi
batu mulia di Aceh ternyata cukup besar. Data Dinas Pertambangan dan Energi
(Distamben) Aceh, saat ini setidaknya ada 13 jenis batu mulia yang sudah ditemukan.
Tersebar mulai dari wilayah barat, tengah, hingga wilayah paling timur Aceh. Batu
mulia tersebut adalah giok, garnet/indocrase, agate, kalsedon, kristal kuarsa, krisopras,
kayu terkersik, opal, obsidian, jasper, chert, dan peridotit.
Daerah
sebarannya bisa dilihat di tabel. Kepala Distamben Aceh, Said Ikhsan, kepada Aceh-gayo.blogspot.com,
Jumat (20/2), rnengatakan, ke-13 jenis batu mulia itu merupakan temuan pihaknya
saat ini. Bisa jadi kedepan jurnlahnya akan bertambah mengingat kondisi tata letak
gemologi Aceh yang sangat memungkinkan terjadinya pembentukan semua jenis
batuan mulia, termasuk permata.
"Hampir
semua jenis batu mulia dimungkinkan didapat di Aceh. Sejauh ini sudah ada beberapa
yang sudah kita temukan," kata Said lkhsan kemarin. Ia didampingi Kabid Pertambangan
Mineral Batubara dan Panas Bumi. Mahdi Nur dan Ahli Geologi Senior Distamben, Sugeng
Jarot. Batu mulia lanjutnya, sebenarnya bukan hal baru di Aceh mengingat
masyarakatnya sudah sejak lama hobi menggenakan batu cincin.
Namun kehebohan baru
terjadi belakangan ini karena masyarakat baru mengetahui kalau batu-batu itu ternyata
merniliki nilai ekonomis yang tinggi. Lebih lanjut dijelaskan, keragaman batu
mulia di Aceh punya kaitan langsung dengan bencana geologi yang kompleks. Aceh katanya,
secara geologis tersusun dari batuan yang terbentuk akibat aktivitas tektonik yang
sudah berumur tua.
Tatanan batuan tesebut
berpotensi membentuk mineral penyusun batu mulia. "Di Aceh, kebanyakan mineral
yang terbentuk adalah mineral batu mulia. Mineral ini langka," tambah Sugeng
Jarot.
Meski Aceh kaya akan
potensi batu mulia, Kadistamben Aceh mengingatkan bahwa eksploitasi secara besar-besaran
juga akan berdampak tidak baik bagi lingkungan, karena berpotensi menimbulkan bencana
geologi.
No comments:
Post a Comment