BANDA ACEH – Organisasi
komunikasi Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Kota Banda Aceh, meluncurkan frekuensi
bencana sebagai poros komunikasi yang khusus dibuka pada saat terjadi keadaan darurat.
Program itu merupakan
kerja sama RAPI dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banda Aceh.
Launching frekuensi komunikasi bencana tersebut berlangsung di Gedung C Kompleks
Balai Kota Banda Aceh, Rabu (29/4) pagi, dirangkai dengan pelantikan ketua dan
pengurus RAPI dari sembilan kecamatan se-Kota Banda Aceh, periode 2015 - 2017. Pada
kegiatan itu juga dilaksanakan simulasi penggunaan alat komunikasi laporan kebakaran.
Ketua RAPI Kota
Banda Aceh, TAF Haikal (JZ01BTH) mengatakan, penetapan salah satu frekuensi di kanal
kerja RAPI untuk kepentingan komunikasi bencana didasari keinginan yang kuat untuk
menyatukan semua stakeholder orang terlibat dalam penanggulangan bencana pada
satu frekuensi khusus. Frekuensi khusus ini dibuka pada saat terjadi bencana dan
juga terbuka untuk menerima laporan dari masyarakat, di mana setiap laporan
yang masuk akan diteruskan oleh posko pengendali kepada pihak terkait.
Poros komunikasi
bencana itu menggunakan sistem pancar ulang (repeater) pada frekuensi 143.500 minus
3.000 tone 123 MHz. "Ketika terjadi bencana diharapkan tidak ada yang berjalan
masing-masing. Semuanya harus terpadu dan terkoordinir. Poros komunikasi ini diharapkan
bisa menyatukan semua pihak yang terlibat dalam penanggulangan bencana,"
kata Haikal dibenarkan Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh, Drs Ridwan.
Kegiatan peluncuran
frekuensi bencana tersebut selain dihadiri Kepala Pelaksana BPBD Kota Banda Aceh,
juga Ketua RAPI Aceh, Nasir Nurdin, Kepala Basarnas Aceh Budiawan, anggota DPRK
Banda Aceh, H Heri Julius (NasDem) dan Zulfikar (PKS), perwakilan Kadishubkominfo
Banda Aceh, Ketua Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Banda Aceh Hasan
Bangka, muspika sembilan kecamatan, para keuchik dan unsur pemuda gampong.
No comments:
Post a Comment