SINGKIL - Warga yang
tinggal di bantaran sungai Cinendang, Kecamatan Simpang Kanan, Aceh Singkil, Selasa
(12/5) berunjuk rasa ke Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) setempat, di
Kampung Baru, Singkil Utara.
Mereka menuntut Pemkab
Aceh Singkil menutup pabrik kelapa sawit PT Ensem Lestari, lantaran dituding telah
mencemari sungai. "Air sungai tempat kami mandi, mencuci dan mengambil air
minum tak bisa lagi digunakan karena tercemar limbah PT Ensem." Kata Alex,
dalam orasinya.
Menurut warga,
selain mencemari sungai, asap pabrik yang terletak di Simpang Kanan itu, juga menyebabkan
polusi udara. Persoalan lain yang diprotes warga, terkait prilaku perusahaan yang
dinilai diskriminatif dalam pembelian tandan buah segar (TBS) kelapa sawit.
Menurut warga,
sawit milik petani setempat dihargai lebih murah dibanding TBS yang dibeli dari
luar Singkil. Mukaribin, pengunjuk rasa juga mengatakan, kehadiran PT Ensem di wilayah
mereka membuat warga yang menggantungkan hidup dengan mencari ikan di sungai
Cinendang, kehilangan mata pencaharian. "Sebelumnya warga mudah
mendapatkan ikan di sungai.
Tapi sejak
tercemar limbah, ikan sulit didapat. Kami minta pemerintah menutup sementara PT
Ensem," tandasnya. Perwakilan pengunjuk rasa yang berasal dari tujuh desa pinggiran
sungai, berdialog dengan Ketua DPRK Mulyadi, Sumarso dan Yulihardin Wakil Ketua.
Pertemuan yang berlangsung sekitar dua jam itu, turut dihadiri anggota DPRK seperti
Mairaya, Pahrijat, Al Hidayat, Tamiruddin dan lainnya, dengan pengawalan
polisi.
No comments:
Post a Comment