Sunday

Pebisnis Kopi Adakan Temu Bisnis di Redelong

REDELONG – Para pelaku bisnis kopi bersama sejumlah pejabat pemerintahan melakukan pertemuan di mess Pemkab Bener Meriah di Redelong, Kamis (26/2). Peserta yang berjumlah 72 orang itu membahas tentang jaringan pasar kopi Gayo dan sistem informasi yang makin terbuka bagi para petani kopi di dataran tinggi Gayo.

Mereka, terutama pebisnis kopi ingin membangun jaringan para aktor dalam rantai nilai kopi di Bener Meriah. Temu bisnis kopi 2015 ini juga untuk menyebarluaskan situasi pasar kopi kepada pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun sektor swasta. Para pebisnis juga berharap dukungan dari pemerintah melalui regulasi dan infrastruktur ke sentra produksi kopi.

Kegiatan difasilitasi oleh NGO Save the Children (SC) bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Bener Meriah dan didukung Keurig Green Mountin. Aceh Program Manager Save the Children, Aduma Situmorang, kemarin menyebutkan pertemuan itu untuk menyamakan persepsi di antara kalangan pebisnis kopi dan pemerintah, selaku pemilik, regulasi. "Melalui pertemuan para pebisnis kopi dan pemerintah, maka akan didapat sebuah kesepakatan. untuk mendukung kesejahteraan para petani kopi Gayo," sebutnya.

Dia berharap, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah akan memudahkan para pebisnis kopi dalam berusaha dan petani juga mendapat manfaatnya. Dia juga menyinggung berbagai kegiatan yang telah dilakukan di empat kecamatan yakni Gajah Putih, Timang Gajah, Permata dan 'Bener Kelipah sejak 2012.

Dia menjelaskan kegiatan tersebut melalui program Livelihood LINK2 dengan tujuan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani. Dia mencontohkan, seperti penyaluran bibit kopi Gayo I dan Gayo 2, bibit ikan nila untuk rnenambah penghasilan, selain dari kopi.

Kemudian, ada juga bantuan ternak kambing dan bimbingan usaha kecil pengolahan makanan oleh kelompok perempuan. Selain itu, juga dilaksanakan pelatihan-pelatihan yang sifatnya mendidik petani dalam hal peningkatan produksi maupun kualitas kopi. Khususnya dalarn pertanian kopi, diakui bahwa peningkatan kualitas kopi menjadi salah satu cara yang efektif untuk mendapatkan harga yang kompetitif bagi para petani.

Kualitas tersebut, lanjut Aduma Situmorang, sangat terkait dengan proses penanganan panen dan pasca panen yang meliputi, sortasi buah, pengupasan kulit buah/pulping, fermentasi atau pemeraman, penjemuran, pengupasan ulit tanduk (hulling, kopi gabah yang sudah kering di hulling, penjemuran kopi labu jadi kopi asalan. "Sampai dengan proses sortasi kopi asalan menjadi kopi grade I serta proses penyimpanan (storage)," terangnya.


Sementara itu, kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Bupati Bener Meriah yang diwakili Asisten I, Muhammad Jaffar, SH MH. Para peserta terdiri dari, Kabag Ekonomi Sekdakab, perwakilan komite petani kopi; koperasi eksportir kopi, perusahaan eksportir kopi dari Bener Meriah dan Aceh Tengah, Komisi B DPRK, Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Perkebunan, Dinas Koperasi, BP2KP, KPGayo BPTP Aceh.

1 comment:

  1. artikel yg menarik.
    apa bisa diperjelas diskripsi mengenai sistem informasi dan regulasi yg dimaksud di atas.

    best regards.
    jo

    ReplyDelete