BLANGKEJEREN – Para
guru yang sempat dipindahkan ke kawasan terpencil atau jauh dari rumahnya telah
dikembalikan ke tempat semula mengajar. Kebijakan itu berdasarkan survei yang dilakukan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbus) Gayo Lues (Galus) bahwa ratusan guru
yang dimutasi jarang masuk mengajar.
Kadisdikbud Galus,
Drs M Jamin, kepada Aceh-gayo.blogspot.com, Kamis (12/2) rnengatakan, hampir
sekitar 60 guru sudah dikembalikan ke sekolah sebelurnnya sehingga tidak ada
alasan lagi malas mengajar. "Pengembalian guru sekolah ke tempat semula dilakukan
secara bertahap, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan sekolah," ujarnya.
Dia berharap, kebijakan
itu akan mampu meningkatkan dispilin para guru, sekaligus memajukan pendidikan daerah
ini. "Dalam upaya memajukan pendidikan, maka para guru yang telah dimutasi
ke kawasan terpencil atau jauh dari tempat tinggalnya, sebagian sudah ditarik kembali
ke sekolah sebelunnya," ujarnya. M Jamin berharap dengan pengembalian para
guru ke sekolah asal akan membuat proses belajar-mengajar dan mengalar lebih efektif,
termasuk disiplin dalam menjalahkan tugas.
"Selama ini,
sejumlah guru suami-istri ditempatkan secara terpisah, seperti satu ke Kecamatan
Pining dan satunya lagi ke Kecamatan Terangun, padahal tempat tinggal di Blangkejeren,"
ungkapnya. Akibatnya, sebutnya, dalam menjalankan tugas tidak pernah optimal, karena
malas mengajar, sehingga dilakukan upaya pengembalian.
Dia menegaskan, untuk
menegakkan dispilin,” para guru dilarang nongkrong di warung kopi saat jam sekolah,
terutama guru terpencil yang dipindahkan ke Kota Blangkejeren dan sebaliknya, jika
tidak, maka akan diberikan sanksi. "Kalau rnasih ada guru sekolah yang
nongkrong di warung kopi saat jam sekolah, maka petugas Satpol PP bisa menangkap
oknum guru itu yang dinilai berkeliaran saat jam tugas," tegas M Jamin. Dia
meminta para guru agar mendidik para anak didik dengan baik, sehingga akan lahir
generasi muda yang handal.
No comments:
Post a Comment