Thursday

Perilaku Bangau Kecil (Egretta garzetta)

 Tingkah laku hewan merupakan suatu kondisi penyesuaian hewan terhadap lingkungannya dan pada banyak kasus merupakan hasil seleksi alam seperti terbentuknya struktur fisik. Setiap hewan akan belajar tingkah lakunya sendiri untuk beradaptasi dengan lingkungan tertentu. Satwa liar yang didomestikasi akan mengalami perubahan tingkah laku yaitu berkurangnya sifat liar, sifat mengeram, sifat terbang dan agresif, musim kawin yang lebih panjang dan kehilangan sifat berpasangan.[1]
  Stanley dan Andrykovitch mengatakan bahwa, tingkah laku pada tingkat adaptasi ditentukan oleh kemampuan belajar hewan untuk menyesuaikan tingkah lakunya terhadap suatu lingkungan yang baru. Tingkah laku maupun kemampuan belajar hewan ditentukan oleh sepasang atau lebih gen sehingga terdapat variasi tingkah laku individu dalam satu spesies meskipun secara umum relatif sama dan tingkah laku tersebut dapat diwariskan pada turunannya yaitu berupa tingkah laku dasar.[2]
  Tingkah laku dasar hewan merupakan kemampuan yang dibawa sejak lahir (innate behavior). Tingkah laku dasarnya antara lain gerakan menjauh atau mendekat dari stimulus, perubahan pola tingkah laku dengan adanya kondisi lingkungan yang berubah dan tingkah laku akibat mekanisme fisiologis seperti tingkah laku jantan dan betina saat esterus.[3]
Pola tingkah laku harian seperti Egretta garzetta yang dilakukan dalam kesehariannya mulai take of dari sarang, aktivitas dihabitatnya (mencari makan, interaksi dengan spesies lain pada habitat yang sama) atau aktivitas lainnya, sampai pada waktu kembali ke sarang lagi.
Tiga aspek utama yang menjadi perilaku kesehariannya adalah perilaku individu, perilaku sosial dan perilaku makan.

1.        Perilaku Individu
Sebagian besar perilaku ditujukan untuk kesejahteraan burung itu sendiri, meliputi perilaku pemeliharaan, berhubungan dengan perawatan dan kenyamanan tubuh. Disamping itu terdapat serta perilaku yang berhubungan dengan pemeliharaan habitat, tempat istirahat dan makan.[4]
Perilaku pemeliharaan berhubungan dengan perawatan bulu, kulit dan  bagian-bagian lain terutama yang digunakan untuk terbang atau untuk insulator. Menurut Simmons dalam Petingill perilaku perawatan ini meliputi preening (menelisik bulu), head-sctraching (menggaruk), sunning (berjemur).[5] Menelisik bulu merupakan perawatan bulu yang terpenting, dilakukan dengan paruh, digerakkan atau digigit-gigit hingga keujung dan gerakan ini khas untuk masing-masing jenis. Kaki burung dapat menggaruk bagian kepala yang tidak dapat tersentuh oleh paruh.
Burung berjemur menunjukkan reaksi terhadap sinar matahari dengan mengembangkan bulu-bulu kepala, leher, punggung dan bagian belakang tubuhnya serta mengembangkan sayap dan mengangkat ekornya, terkadang diikuti dengan membuka mulut.[6]
Burung biasanya melakukan pengaturan bulu dengan menggerakkan atau menggoyangkan tubuh, mengangkat, merentangkan, mengepak-ngepak sayap dan kemudian mengembalikannya pada posisi semula. Peregangan meliputi : menganga, menggerakkan mandibula; istirahat meliputi : berdiri dengan satu-dua kaki atau duduk, bulu relaks, kepala tergolek di leher dan terkadang mengambil posisi sedang tidur. Pada saat tidur burung menarik dan menekuk kepalanya sehingga terlihat sperti bersandar pada bagian punggung dan paruh disembunyikan dibalik scapular. Bentuk ini merupakan variasi intraspesifik.[7]
Dalam Al-Qur’an surat Al-mulk ayat 19, Allah juga menjelaskan :
óOs9urr& (#÷rttƒ n<Î) ÎŽö©Ü9$# ôMßgs%öqsù ;M»¤ÿ¯»|¹ z`ôÒÎ7ø)tƒur 4 $tB £`ßgä3Å¡ôJムžwÎ) ß`»oH÷q§9$# 4 ¼çm¯RÎ) Èe@ä3Î/ ¥äóÓx« ÅÁt/ ÇÊÒÈ  
19. Dan Apakah mereka tidak memperhatikan burung-burung yang mengembangkan dan mengatupkan sayapnya di atas mereka? tidak ada yang menahannya (di udara) selain yang Maha Pemurah. Sesungguhnya Dia Maha melihat segala sesuatu.

2.        Perilaku Sosial
Perilaku sosial (social behavior), yang didefinisikan secara luas adalah setiap jenis interaksi antara dua hewan atau lebih, umumnya dari spesies yang sama. Meskipun sebagian besar spesies yang bereproduksi secara seksual harus bersosialisasi pada siklus hidup bangau dengan tujuan untuk bereproduksi, beberapa spesies menghabiskan sebagian besar hidupnya dalam hubungan yang dekat dengan spesies sejenisnya. Interaksi sosial telah lama menjadi suatu fokus penelitian bagi scientis yang mempelajari perilaku. Kerumitan perilaku meningkat secara dramatis ketika interaksi antar individu dipertimbangkan. Penyerangan, percumbuan, kerjasama dan bahkan kebohongan merupakan bagian dari keseluruhan perilaku sosial. Perilaku sosial memiliki keuntungan dan biaya bagi anggota spesies yang berinteraksi secara ekstensif.[8] Semua spesies burung merupakan subyek predasi, menunjukkan adaptasi perilaku yang berguna untuk pertahanan diri. Perilaku ini ditujukan untuk perlindungan diri sendiri maupun kerabatnya, seperti : anggota yang lebih muda dari kelompoknya.
Burung bereaksi terhadap stimuli bahaya tertentu melalui pendengaran dan penglihatan. Ketika mendengar peringatan tanda bahaya terkadang burung diam membeku ditempatnya dengan harapan musuh tidak mengetahui keberadaannya. Nada-nada yang dikeluarkan oleh burung juga mencakup alarm atau panggilan peringatan khusus mengenai adanya bahaya. Untuk menghindari musuh burung melakukan gerakan mengancam seperti misalnya merentangkan sayap lebar-lebar dan menggerakkan kepala sehingga kelihatan lebih besar dari ukuran sebenarnya. Burung-burung yang menjaga sarang atau memiliki anak yang masih kecil selain menakut-nakuti juga langsung menyerang pengganggunya.[9]
Selain semua bentuk pertahanan diri yang telah disebutkan sebelumnya, burung juga memiliki kecendrungan untuk berkelompok, terutama ketika musim biak. Menurut Mardiastuti pola ini berkaitan dengan habitat yang mendukungnya dan senantiasa berubah-ubah sesuai dengan musim berkembang biak, selain itu faktor angin juga dapat mempengaruhi perubahan penyebaran burung tersebut.[10]
Interaksi sosial bisa berhubungan dengan hal yang sifatnya kompetitif, seperti: Perilaku Agonistik, merupakan suatu perlawanan yang melibatkan perilaku yang mengancam maupun menentukan pesaing mana yang mendapatkan beberapa sumberdaya seperti makan atau pasangan kawin. Kadang-kadang pertandingan tersbut melibatkan pengujian kekuatan. Secara lebih umum, kontestan yang terlibat menunjukkan perilaku mengancam, yang membuat hewan tersebut kelihatan besar atau seram, seringkali dengan membuat postur atau suara yang dibesar-besarkan. Akhirnya satu individu berhenti mengancam dan mengahirinya dengan menunduk atau bersikap tenang, yang pada dasarnya adalah menyerah.[11]
Hirarki dominans sederhana untuk memahami perilaku ini adalah dengan sebuah contoh ayam. Jika beberapa ayam betina yang tidak saling mengenal satu sama lain digabungkan bersama-sama, hewan tersebut akan merespon dengan berkelahi dan saling mematuk. Akhirnya kelompok itu membentuk suatu “urutan patukan yang jelas” suatu hirarki dominansi yang kurang lebih linear. Didalam suatu kelompok, ayam betina alfa mengawasi perilaku lainnya secara menyeluruh, seringkali semata-mata hanya untuk mengancam, bukan dengan sungguh-sungguh mematuk. Ayam betina beta dengan cara yang sama menaklukan yang lainnya, kecuali ayam betina alfa dan demikian seterusnya ke hewan peringkat paling bawah yaitu omega.[12]
Teritorialitas atau teritori adalah suatu daerah yang dipertahankan oleh seekor individu hewan, yang umumnya mengusir anggota lain dari spesiesnya sendiri. Teritori secara khusus digunakan untuk pencarian makanan, perkawinan, membesarkan anak atau kombinasi aktivitas tersebut. Umumnya lokasi suatu teritori sudah tetap dan ukurannya bervariasi menurut spesies, fungsi-fungsi teritori dan jumlah sumberdaya yang tersedia.[13]

3.        Perilaku Makan
Perilaku makan adalah penampakan tingkah laku dalam kaitannya dengan aktivitas makan. Aktivitas makan itu sendiri merupakan bagian dari aktivitas harian. Pada burung umumnya aktivitas tersebut dilakukan pada pagi hari hingga sore hari, kecuali pada beberapa jenis burung malam ‘nocturnal’.
Hailman menyatakan bahwa, perilaku makan pada makhluk hidup mencakup semua proses konsumsi bahan makanan yang bermanfaat dalam bentuk padat atau cair. Perilaku makan binatang bervariasi baik lamanya makan maupun frekuensi tingkah laku pada saat makan.[14]
Perilaku makan dari tiap-tiap spesies hewan memiliki cara-cara yang spesifik. Faktor yang mempengaruhi berbedanya cara makan antara lain morfologi hewan yang mencari makan, rangsangan dari makanan itu sendiri dan faktor dari dalam tubuh hewan yang akan memberikan urutan gerak tubuh pada hewan tersebut.[15]
Rusila menyatakan banhwa jenis-jenis burung yang mencari makan di bawah permukaan air akan memburu mangsa dengan menggunakan ujung paruhnya yang sensitif, oleh karena itu burung memiliki ukuran mata yang lebih karena tidak terlalu membutuhkannya untuk melihat mangsa.[16] Burung biasanya mencari mangsa dalam kelompok yang cukup besar dan memungkinkan memperoleh manfaat karena mangsa yang terganggu akan lebih mudah ditemukan. Beberapa jenis burung memiliki ukuran kaki yang lebih panjang yang memungkinkan burung dapat berjalan diperairan dangkal atau berlumpur halus. Sementara itu yang memiliki kaki yang lebih pendek hanya dapat mencari makan pada substrat lumpur yang lebih keras.[17]
Secara umum hewan mempunyai tiga cara dalam memperoleh makanan, yaitu (1) tetap berada ditempat dan makanan datang sendiri, (2) berjalan untuk mencari makan dan (3) menjadi parasit pada organisme lain. Tingkah laku makan bangau kecil seperti halnya tingkal laku lainnya, dipengaruhi oleh faktor genetik, suhu lingkungan, jenis makanan yang tersedia dari habitat. Faktor genetik seperti telah diuraikan di atas. Faktor suhu lingkungan dapat mempengaruhi jumlah makanan yang dikonsumsi.[18] Menurut Jumilawaty. Bangau kecil senang mencari makan berkelompok baik dengan kelompok sesama bangau kecil maupun dengan burung cangak dan bluwok tanpa terlihat adanya persaingan.[19]
Bangau kecil diketahui lebih menyukai lokasi mencari makan yang memiliki ketinggian air tertentu, biasanya di daerah tersebut merupakan pinggiran sungai, tambak, daerah bakau atau rawa dan daerah pantai. Jenis makanan utamanya adalah ikan serta hewan lain seperti crustacea, amfibi dan mamalia kecil. Sama seperti cara mencari makan kebanyakan burung air lainnya, bangau kecil memiliki beberapa tahapan dalam mencari makan diantaranya : berdiri tegak dan melihat-lihat mangsanya. Pada saat mangsanya berada dipermukaan tanah, maka bangau akan segera berlari dan kemudian menunduk untuk mematuk mangsanya. Tingkah laku ini dapat disimpulkan sebagai berikut : berhenti / melangkah / menangkap / menelan / mematuk / sukses tangkap sukses telan.[20]



[1]Craig, JV., Domestic Animal Behavior: Causes and Implication For Animal Care and Management Prentige Hall, Inc. Englewood Cliffs. New Jersey, 1981, hal 122.

[2]Stanley, M. And G. Andrykovitch., Living : In Introduction To Biology, Addison Wesley Publishing Company, Inc. Canada : All Rights Reserved, 1984.

[3] Ibid.,
[4] Pettingill, Ornitology In Laboratory and Field, ... “ hal.68

[5] Ibid., ...” hal.69

[6] Ibid., ...” hal.69

[7] Ibid., ...” hal.70
[8]Campbell, Biologi, Jilid III. Jakarta : Penerbit Erlangga, 2002

[9] Ibid.,

[10]Mardiastuti, Habitat and Nest-site Characteristic of Waterbirds in Pulau Rambut Nature Reserve, Jakarta Bay, Jakarta. A Dissertation Doctor of Philosophy Departement of Fisheries and Wildlife, Michigen State University. 1992.

[11]Ibid.,
[12] Ibid.,

[13] Mardiastuti, Habitat and Nest-site Characteristic of Waterbirds in Pulau Rambut Nature Reserve, Jakarta Bay, Jakarta. A Dissertation Doctor of Philosophy Departement of Fisheries and Wildlife, Michigen State University. 1992.

[14]Hailman, J.F,. Behavior Ornitology in Laboratory and Field (O.C.Pettinggil and W.J. Breckenridege Editor), 5 Edition. New York, Academic Pr, 1985.
[15]Ibid.,

[16]Rusila, Y. N., Panduan Studi Burung Pantra, Bogor : Wetland International Indonesia. 2003, hal. 40

[17] Ibid.,
[18] Ibid.,

[19] Jumilawaty, E., Identifikasi Jenis Burung di Hutan Mangrove Percut Sei Twan Laporan Penelitian Dana Rutin USU, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Medan : Universitas Sumatera Utara, 2004.

[20] Ibid.,

No comments:

Post a Comment